A. Pengertian
Hipertensi / Darah Tinggi adalah penyakit yang ditunjukkan oleh tekanan darah
seseorang yaitu sistolik di atas 140 mm Hg dan diastolik di atas 90 mm Hg.
Dari pengertian diatas diketahui bahwa darah tinggi didefinisikan
berdasarkan ukuran dan bersifat generalisasi. Selain itu difinisi ini juga
bersifat umum sehingga belum mencakup usia, berat badan, pola hidup,
lingkungan dan faktor genetis.
B. Jenis-Jenis Tekanan Darah Tinggi :
Tekanan Darah Tinggi di kelompokkan menurut tingkatnya :
Kriteria Penyakit Hipertensi menurut The Joint National Committee V (JNC – V)
dari USA tahun 1993 sebagai berikut :
No.
Tekanan Darah (mm Hg)
Sistolik
Diastolik
1. Normal
<
130
<85
2. Perbatasan (High normal)
130
– 139 85 – 89
3. Hipertensi
Derajat 1 = ringan (mild)
140 –
156 90 – 99
Derajat 2 = sedang (oderate)
160 – 179
100 – 109
Derajat 3 = berat (severe)
180 –
209 110 – 119
Derajat 4 = sangat berat (v.servere)
>=210
>= 120
Pengelompokan di atas juga berdasarkan ukuran sehingga belum mempertimbangkan
faktor-faktor spesifik dari tiap-tiap penderita.
C. Penyebab Hipertensi :
Sekitar 90-95% kasus penyakit hipertensi belum dapat diketahui penyebabnya.
Hipertensi seperti ini disebut Hipertensi essensial.
Sekitar 5-10 % kasus penyakit hipertensi sudah dapat diketahui penyebabnya.
Hipertensi ini disebut Hipertensi Skunder yang antara lain kemungkinan
disebabkan oleh kelainan kelenjar endokrin, kelainan fungsi jantung, kelainan
fungsi ginjal, kelainan fungsi metabolisme yang menyebabkan komposisi darah
kurang dan lain-lain faktor yang umumnya bersifat bawaan.
Hipertensi esensial pada orang dewasa dan lanjut usia
umumnya memiliki kemungkinan sebab yang berkaitan dengan degenerasi
organ-organ tubuh. Organ – organ tubuh sesuai dengan usia mengalami penurunan
vitalitas sehingga tekanan darah naik untuk memperoleh keseimbangan, atau
bahkan tekanan darah naik karena keleluasaan peredaran darah terhambat karena
penuaan pembuluh darah (penurunan elastisitas pembuluh darah) atau organ yang
dilalui darah seperti jantung, ginjal, hati, paru – paru dan lain-lain. Serta
kemungkinan sebab lain yang berkaitan dengan pengaturan syaraf pusat dan
gangguan kelenjar endokrin.
Hipertensi sekunder lebih mudah diatasi daripada
hipertensi esensial karena sesudah sebabnya diketahui secara pasti maka
pengobatan diarahkan untuk memperbaiki organ yang rusak. Jika pengobatan itu
berhasil maka sewajarnya hipertensi itu akan sembuh.
D. Gejala Hipertensi
1. Sakit Kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin
jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging
E. Komplikasi Penyakit Hipertensi
Komplikasi penyakit hipertensi adalah penyakit yang diakibatkan
oleh karena tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi. Akibat dari
hiperetensi ini akan timbul penyakit lain sebagai komplikasi.
1. Kerusakan pada otak;
akibat pecahnya pembuluh darah otak (Stroke).
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah
otak. Akibatnya darah tercecer di bagian tertentu dari otak, sementara pada
bagian lain dari otak tidak teraliri darah secara mencukupi sehingga sebagian
otak rusak.
2. Kerusakan pada jantung ;
akibat pembesaran otot jantung kiri sehingga mengalami gagal jantung.
Pembesaran otot jantung kiri karena kerja keras jantung untuk memompa darah.
3. Kerusakan pada ginjal ;
akibat rusaknya pembuluh darah ginjal sehingga fungsi menurun sampai dengan
gagal ginjal. Rusaknya pembuluh darah ginjal karena tekanan darah yang tinggi
menekan didinding pembuluh darah.
4. Kerusakan pada mata.
Kerusakan pada mata karena tekanan darah yang tinggi menekan pembuluh darah
dan syaraf sehingga penglihatan terganggu.
F. Penyakit Penyerta Hipertensi
Penyakit penyerta hipertensi adalah penyakit yang biasa timbul pada penderita
hipertensi bersamaan dengan penyakit hipertensi tetapi bukan diakibatkan oleh
hipertensi diantaranya :
1. Kencing manis
2. Kencing manis akibat resistensi insulin
3. Hiperfungsi kelenjar thyroid
4. Rematik dan Gout
5. Kadar lemak darah tinggi
G. PENGOBATAN HIPERTENSI
H. Pengobatan Penyakit Hipertensi Dengan Tanaman Obat
Tujuan pengobatan hipertensi dengan tanaman obat adalah mengobati hipertensi
dengan memperbaiki penyebabnya sesuai filosofi tanaman obat sebagai obat
konstruktif, yaitu memperbaiki / membangun organ atau sistem yang rusak yang
mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Tetapi mengingat 90 % - 95 % penyebab hipertensi tidak diketahui
(hipertensi essensial) maka kerja dari tanaman obat dalam memperbaiki /
membangun organ / sistem yang rusak juga diketahui. Sebagai akibatnya, karena
penyebab hipertensi yang tidak diketahui ini dipastikan lebih dari satu
penyebab maka terdapat banyak tanaman obat yang ternyata cocok untuk banyak
penderita yang berbeda satu sama lain, penderita satu cocok dengan tanaman
tertentu dan penderita yang lain cocok dengan tanaman lain.
Pokok- Pokok Pengobatan Hipoertensi Dengan Tanaman Obat :
1. Memilih tanaman obat yang bersifat diuretik,
dengan maksud untuk mengurangi jumlah air dalam plasma darah dengan cara
dibuang sebagai urine.
( Tempuyung, Murbey, Pegagan, Kumis Kucing, Ciplukan )
2. Memilih tanaman obat yang memiliki efek
farmakologi Anti-andrenegik, yaitu menurunkan produksi, sekresi dan
efektifitas hormon adrenalin. ( pulai )
3. Memilih tanaman obat yang memiliki efdek
fermakologi Vasodilator, melancarkan peredaran darah dengan cara meningkatkan
volume pembuluh darah dengan organ-organ yang disi darah.
( Sambiloto, Komfrey, Daun dewa, Pulai, Mengkudu, Pegagan, Alang-alang )
4. Memilih jenis tanaman obat yang memiliki efek
farmakologi Hipotensif (Sambiloto, murbey, Salam)
Makanan yang harus dihindari Oleh Penderita Hipertensi :
- Garam
- Kopi
- Alcohol
- Daging kambing
- Durian
Terapi Jus :
- Seledri
- Bawang putih
- Belimbing manis
- Cincau rambat
- Mengkudu
Tanaman obat memiliki kelebihan dalam pengobatan hipertensi karena umumnya tanaman
obat memiliki fungsi selain mengobati hiperetensi juga mengobati penyakit
penyerta atau penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi.
|